Saturday, April 16, 2011

Ayah

First of all, let me say that I present this post to my beloved father. The Best Dad Ever !

Okay, sebenarnya sudah lama sekali saya ingin membuat tulisan ini. Sebuah tulisan mengenai ayah, pengorbanan mereka, kerja keras mereka, cinta dan kasih sayang yang mereka berikan untuk membesarkan kita. Untuk Kebahagiaan kita.

Dan film Life is Beautifull serta kisah Minato the 4th Hokage lah yang lalu seperti “mencambuk” saya utnuk segera membuat tulisan ini.

Life is beautifull adalah sebuah film drama yang bercerita tentang pengorbanan sang ayah yang merupakan seorang yahudi untuk menyelamatkan anaknya dari pembantaian bangsa Yahudi oleh tentara Nazi. Hampir sepanjang film Ia berusaha membahagaiakan anaknya bahkan disaat-saat suram kehidupan di camp. Dan diakhir film, Sang ayah bahkan harus berkorban nyawa, untuk dapat membuat anaknya tetap hidup.
 
The Beautifull Family

Dan begitupun dengan kisah Minato si Yondaime, ia mengorbankan nyawanya di hari kelahiran ankanya demi utnuk menyegel Kyubi yang mungkin saja bisa membunuh mereka semua saat itu. Namun dengan semangat melindungi, ia pun berhasil menyegel Kyubi di tubuhnya dan di tubuh anaknya Naruto, walupun ia harus menyerahkan jiwanya pada Shinigami. Dan itu berarti ia harus meninggal seketika itu juga.

Kisah-kisah tersebut mengingatkan saya akan pesan yang seringkali Ibu saya sampaikan bahwa ayah saya di luar sana bekerja keras untuk dapat memenuhi segala kebutuhan saya. Jadi saya tidak boleh terus tinggal diam, dan bersantai-santai dalam hidup saya. Dan harus menjaga baik-baik pemberian ayah saya.   

Kisah-kisah tersebut juga sukses membuat mata saya sedikit berkaca-kaca dengan membuat pikiran saya terlempar-lempar pada kejadian-kejadian masa lalu. Kejadian-kejadian yang membuat saya teringat akan pengorbanan Ayah saya demi untuk melihat saya bahagia. Dan betapa saya sering merepotkan ayah saya, hanya untuk kebahagiaan saya.




Minato's Scarifice
Ayah saya adalah seorang pria sederhana. Beliau kurang lebih sama seperti saya, orang yang sedikit kaku. Yahh walaupun saya tentu lebih parah dari beliau dalam kekakuan ini. Tapi bahkan dari kekauan itu, saya bisa merasakan kasih sayangnya mengalir pada saya dan keluarganya setiap hari.

Ayah saya sekarang sudah tua, gurat-gurat keras kehidupan kota tampak terukir jelas di wajahnya. Namun semangatnya untuk membahagiakan keluarga, bahkan lebih tinggi dari semangat saya yang masih muda.

Ayah saya, seperti mungkin kebanyakan ayah lainnya bangun dipagi hari, dan lalu bersiap memulai harinya. Berangkat ke kantornya yang jaraknya jauh dan harus beradu dengan kemacetan kota. Lalu pulang di malam hari, setalah seharian penuh bekerja keras mencari rezeki utnuk kehdiupan keluarganya. Setiap hari terus seperti itu. Namun tak pernah sekalipun saya mendengarnya mengeluh lelah kepada saya.   

Ayah saya, seperti mungkin kebanyakan Ayah lain, pasti rela melakukan apapun demi untuk membuat anaknya bahagia.

“Ayah, adalah potret pahlawan sejati yang ada di dekat kita.”

Dan saat saya mengingat ini, saya lalu berpikir, apa yang telah saya lakukan selama ini. Dan itu sedikit banyak membuat saya berpikir bahwa saya tidak sepantasnya mengeluh akan ini itu. Jika ayah saya yang sudah tua saja bisa memiliki semangat seperti itu, kenapa tidak dengan saya?

Mungkin alasananya adalah karena saat ini ayah saya telah memilki keluarga dan itulah motivasinya untuk bekerja keras seperti itu, memilki semangat yang luar biasa seperti itu.

Tapi, bukankah kita semua nantinya ingin berkeluarga seperti itu? Lalu mengapa saat ini kita masih bersantai-santai? Kenapa gak kita bekerja keras mulai dari sekarang utnuk kebahagiaan keluarga kita kelak?

Okaay, mungkin itu too much untuk kita sekarang ini. Kalau begitu, kita buat sederhana saja, kita pemuda, sudah seharusnya kita memiliki rasa tidak suka kekalahan. Rasa persaingan yang kuat.   Dan jika hal itu kita aplikasikan untuk hal ini, maka sudah seharusnya kita bekerja keras seperti ayah kita. Karena jika ayah kita yang sudah tua saja bisa? Kenapa tidak denga kita yang masih muda?

Semangat muda orang tua

Semangat muda anak muda

Mungkin gak semua orang seberuntung saya dengan memiliki ayah yang sangat luar biasa.  Dan itu membat saya sangat bersyukur pad Allah SWT atas salah satu berkah terbaiknya pada saya ini.

Dan pada akhirnya saya hanya ingin memperjelas suatu hal, Sudah merupakan suatu jiwa mnedasar bagi saeorang ayah untuk berkorban demi membahagiakan anaknya.

My Dad is My Hero. And I hope you’ll think so for your dad. And I really hope that later, my son would also say, My Dad is My Hero. Hahaha!


Life Is Beautifull


Drama, drama, drama. Entah kenapa belakangan ini playlist film yang saya tonton banyak berisikan film bergenre ini. Saya masih tidak terlalu mengerti kenapa orang membuat film drama. Why? , karena menurut saya seharusnya setelah menonton film, seseorang merasa terhibur, merasa senang, atau semacam itu. Tapi tidak setelah menonton film drama. Banyak dari film bergenre ini justru mengantarkan penontonya pada rasa sedih, atau haru, yang berkahir dengan cucuran air mata.

“ Why people make a drama movie ? when a movie supposed to amuse people, it instead make them sad “

Life is Beautifull , sebuah film drama eropa yang sepertinya buatan italia (I don’t for sure since I watched it in its dubbed version) , adalah film drama yang belum lama ini saya tonton. Sebuah film bersetingkan zaman perang dimana Nazi sedang sangat eksis, dan sedang gencar membanatai bangsa yahudi.

Dalam film ini dikasahkan ada sebuah keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu dan seorang anak dimana sang ayah adalah keturunan yahudi. Mereka hidup bahagia sampai suatu hari, ketika sang anak sedang berada pada hari ulang tahunnya, tentara Jerman menyerang mereka dirumahnya dan menangkap mereka untuk meudaian dibawa ke camp yang tak lain adalah penjara, ataupun lokasi pembantaian dan kerja paksa.

Disinilah film ini mencapai inti ceritanya. Dimana sang ayah berusaha keras meyakinkan anaknya, bahwa ini adalah bagian dari rencananya untuk merayakan ulang tahunnya. Sang ayah berkata bahwa ini adalah sebuah permainan yang pemenangnya akan mendapat hadiah berupa tank.

Sang ayah berkorban, berbohong pada anaknya mengenai berbagai hal untuk melindungi anaknya tersebut. Mulai dari berbohong menganai aturan camp, kerja paksa yang ia lakukan, tahan-tahanan lain, anak-anak lain yang sesungguhnya sudah dibantai dengan cara dibakar di oven berbentuk bangunan, sampai menyelundupkan anaknya ke kumpulan anak-anak Jerman, dan berkata bahwa itu adalah permainan diam dimana ia tidak boleh berkata apapun untuk memenangkannya.

Kebohongan-kebohongan itu akhirnya berhasil membuatnya terlindung sementara anak-anak lainnya telah meninggal dibantai. Sampai akhirnya, ada suatu malam dimana camp sedang kacau karena ada serangan yang sepertinya dating dari tentra Italia. Dimalam itu, semua tahanan dipaksa masuk ke dalam turk, utnuk dibawa ke tempat pembanataian.

Sang ayah pun berusaha melindungi anaknya dengan menyembunyikannya di dalam suatu kotak. Dan membohonginya lagi bahwa itu adalah bagian terakhir dari permainan. Ia menyuruhnya utnuk tidak keluar sampai ia menjemputnya, dan berpesan, jika ia tidak juga kembali, sang anak harus tetap bertahan di kotak itu sampai suasana tenang dan tidak ada seorangpun terlihat.

Sang ayah pun pergi utnuk mencari istrinya yang terpisah di camp wanita. Namun ia tidak dapat menemukannya dan malah tertangkap oleh tentara. Ia kemudain dibawa ke tempat sepi dan kemudain hanya suara tembakan yang teredengar.   

Pagi harinya, Susana sudah tenang dan camp hamper tak berpenghuni. Sang ank pun keluar dari kotak untuk melihat keadaan sekitar. Ia berjalan pelan sambil terus memperhatikan sekitar. Ia mengingat dengan baik pesan ayahnya, untuk tidak terlihat oleh siapapun. Dan ditengah kesunyian itu, tiba-tiba sebuah tank datang.

Tank itu berjalan menghampiri sang anak, semula saya berpikir, sang anak kemudian akan ditbarak dan digilas oleh tank itu. Tapi ternyata tidak, tank itu berhenti di depan sang anak, dan seorang tentar itlai keluar dan mengajak anak itu naik.

Sang anakpun merasa sangat bahagia, ia merasa telah memenagkan permainan. Ia pun bertierika keras keras “ We won!! We Won !!” sang tenatara pun mengiyakan dengan berkata “Yes we won kid” . Ia pun berkeliling sebentar dengan tank itu. Sampi tiba-tiba ia bertemu dengan ibunya yang tengah berjalan dengan tahanan wanita lainnya.

Sang anak pun turun dan menghampiri ibunya. Ia kembali meneriaknna we won we won pada ibunya. Terlihat jelas bahwa mereka sangat bahagia. Namun merkea belum sasdar mengenai sang ayah yang telah berkorban demi mereka. 

Dan diakhir film, suara sang anak yang telah dewasa pun berkata “ this is a story of my life, a story about the sacrifices of my father “