Tuesday, September 27, 2011

Menuju Kemenangan

“don’t make yourself good. Make yourself good enough to win instead”

Have you ever felt that you’ve done well but still you got nothing but lost and disappointment? Sucks ehh? Well, the problem is, it’s not that you’re not good. But you’re not good enough !

Kalah, siapapun pasti gasuka hal ini, apalagi kalo kalah setelah berjuang dengan baik. Pasti rasanya kayak dunia tuh ga adil. Kesel sampe ke ubun-ubun! Yahh, setidaknya itu yang saya rasakan. Dan itulah kenapa saya selalu ingin tahu siapa yang mengalahkan saya, dan seperti apa hasil perbuatan kompetitor saya itu.

Menyalahkan dunia dan mengangap juri tidak adil, adalah pemikiran pecundang. Duduk di sudut kamar, sibuk menyeka air mata, sambil meratapi kekalahan, adalah tindakan pecundang. Sedang seorang pejuang hebat, akan segera bangkit, mengoreksi kekalahan, belajar dari para pemenang dan bertekad untuk berbuat lebih baik di kesempatan berikutnya. Tentu saja harus cukup baik untuk membuatnya menang.

“ di atas lapangan, semua orang pasti pernah sekali atau dua kali mengalami kejadian memalukan. Hanya saja, para pemain kelas atas, sebagai penghargaan atas usaha keras mereka, akan segera berdiri kembali. Sedang pemain kelas menengah akan kembali berdiri beberapa saat kemudian. Dan para pecundang, akan tetap berbaring di tanah ”  - darrel royal

Seperti yang telah saya tuliskan sebelumnya di post “the magic of comic”. Selama kemungkinan belum 0%, masih terlalu cepat untuk menyerah. Begitulah kata Youichi Hiruma. Tapi, bukankah bodoh untuk maju kedalam medan perang yang tidak mungkin dimenangkan ?

Buat apa berusaha kalau kita yakin kita tidak mampu memenangkannya. Sekedar mencoba-coba dengan harapan mungkin keberuntungan akan menolong kita ? atau berpikir yang penting sudah berusaha. Hasil tidak penting, yang penting proses.

Okay, tapi apakah tidak terasa sia-sia semua yang telah kita perjuangkan kalau kita tidak menang ? apakah dengan berpikir seperti itu, lantas kita tidak akan kecewa kalau kita nantinya kalah ?

Yahh, menurut saya, tidak bodoh kalau kita maju kedalam medan perang yang tidak mungkin kita menangkan. Dengan satu syarat. Kita harus yakin kita bisa memenangkannya !

Mungkin atau tidak, kita belum tahu kalau belum berusaha. Kalau tidak berusaha sama sekali, itu baru tidak mungkin menang. Kalau di awal, secara logika, menurut statistik dan segala perhitungan probabilitas yang ada, kita tidak mungkin memenangkannya, maka berusahalah sekeras-kerasnya , secerdas-cerdasnya, untuk membuatnya menjadi mungkin dimenangkan.

Hanya coba-coba dan mengharap keberuntungan, atau berpikir yang penting sudah berusaha, adalah sifat dari pecundang dan pengecut yang tak berani mengejar puncak. Apapun yang kita ingin perjuangkan, lomba, sayembara, kompetisi, atau apapun, pastikan kita mengejar puncaknya. Pastikan kemenangan adalah target utama kita. Yakinkan diri dan beranikan diri untuk mengatakan target kita. Juara Pertama !

”menang dan kalah dalam pertandingan adalah hal yang wajar”

Pasti familiar dengan kalimat tersebut bukan? Yahh, entah siapa yang membuat kalimat itu, tapi menurut saya, kalimat itu salah! Karena kalimat itu mengajarkan kita untuk menerima kekalahan sebagai sesuatu yang wajar.

Menang adalah hal yang wajar ! itu yang mestinya kita tanamkan dalam diri kita. Sehingga kita akan terbiasa untuk menang, dan saat kekalahan menimpa kita, kita akan merasa tidak nyaman, dan ingin segera kembali pada hal yang wajar menurut kita, Menang !

Menang, menang dan menang. Sepanjang post ini, hanya itu yang saya bicarakan. Semacam orang yang terobsesi dengan kemenangan. Yaa, saya memang haus akan kemenangan. Sudah lama semenjak terakhir kali saya merasakan udara kemenangan, dan atmosfernya yang bisa menarik bibir saya membentuk lekuk bahagia.

I hate to lose ! saya benci kekalahan! Saya ingin menang. Saya ingin selalu menang dalam segala yang saya perjuangkan jika memungkinkan. Tidakkah kalian begitu ?