“ Fakta bahwa masih
digunakannya kalimat "Happy Independence Day" karena
dianggap lebih keren daripada "Selamat Hari Kemerdekaan", hanya menunjukan bahwa kita masih dijajah
dan hanya merdeka secara De Jure dan bukan De Facto. “
Pernah kepikiran ga sih kalo kita
tuh belum bener-bener merdeka ? Semacam masih dijajah, cuma bentuk
penjajahannya lain, udah gak lagi pake bawa-bawa tentara bersenjata lengkap,
pesawat tempur, tank, dan gak lagi pake nyuruh-nyuruh kerja paksa, melainkan
penjajahan secara teknologi, budaya, dan ekonomi.
Yaa, sadar atau ga, kita ini masih
dijajah lho sama Negara-negara asing. Lihat aja gadget yang kalian pake, mobil
dan motor yang seliweran di jalan, baju yang nempel di kulit, sama musik-musik,
series, dan film bajakan yang bersarang syahdu di laptop dan hardisk kalian. Coba
di cek, berapa persen sih yang buatan Indonesia ? Belum lagi, kalo ngeliat banyaknya
restoran-restoran fast food dan minimarket tempat anak gaul masa kini mengisi
kehidupan, terangnya lampu dari minimarket gaul itu, semacam semakin menekankan
kenyataan bahwa kita ini masih dijajah, secara TERANG – TERANGAN !
Ironis memang ketika selama 69 tahun
terakhir, kita selalu merayakan tanggal 17 agustus dengan pesta rakyat, tapi
dalam keseharian kita, kita masih belum bisa lepas dari ketergantungan terhadap
Negara asing. Di hari ini, digelarlah berbagai lomba-lomba yang tujuannya
mengingatkan kita betapa kerasnya perjuangan leluhur untuk membebaskan diri dari
penjajahan. Dan ketika kita sibuk gebuk-gebukan pake bantal, tarik-tarikan
tambang, masukin belut ke dalam botol, balapan pake karung, dan manjatin pinang
beroli, di Kalimantan sana, Chevron lagi dengan syahdunya nyedotin minyak bumi
kita, di Papua sana, Freeport lagi asik ngerokin Emas kita, dan di Bali sini,
Bule-bule lagi sibuk nyariin pantai dan pulau buat dibeli dan dibangun resort
megah.
Seorang teman saya yang mayan ahli
sejarah pernah cerita, awalnya ada lomba Panjat Pinang itu, adalah karena
Belanda berpikir, “ini orang-orang kalo gw suruh-suruh mulu suatu saat pasti
bakalan bĂȘte terus coba fight back, yaudahlah, gw kasih hadiah aja
sekali-sekali, Cuma biar gw ga rugi-rugi amat, gw kasih tantangan aja tuh
hadiah gw gantungin diatas pinang yang gw oli-in, mayan kan jadi tontonan,
heuheu” . Dan terciptalah lomba panjat pinang.
Well, saya gak bilang bahwa perayaan
17-an itu gak perlu, dan sekedar mudarat saja, ada banyak poin plus dari
perayaan ini. 1. Semua orang senang, dan senang itu sehat, dan sehat itu
penting. 2. Masyarakat perumahan yang dinding rumahnya setinggi angkasa keluar dan
say-hi satu sama lain untuk kedua kalinya dalam setahun (yang satunya pas lebaran) mereka bersosialisasi, basa-basi, makan
kerupuk, lalu kembali ke kehidupan individualis mereka. Syukur-syukur kalo ada
dangdutan. Mayan lah joged dikit. YKS kan udah ga ada. 3. Omzet penjualan krupuk,
belut, dan gundu meningkat. Dan yah, masih banyak yang lain.
Hal ironis lainnya adalah, selain
dari kita secara sadar mebiarkan diri kita dijajah sama Negara lain dengan
kebahagiaan-kebahagiaan semu, masih banyak dari kita yang meskipun orang
Indonesia, tapi buta Indonesia. Dan yaa, saya termasuk diantaranya.
Untuk membuktikannya coba jawab quiz
trivia simple berikut :
1.
Berapa
jumlah pulau di Indonesia ?
2.
Sebutkan
7 hewan endemik Indonesia !
3.
Apakah
di Kep. Seribu beneran ada seribu pulau ?
4.
Darimanakah
asal tari Pendet ?
5.
Rumah
adat khas manakah Rumah Limas yang ada di uang 10 ribu ?
Nah coba jawab itu tanpa sebelumnya
meng-google terlebih dahulu. Berapa yang bisa kalian jawab ? Lalu carilah di
google, supaya sekedar kalian tau aja, dan lalu, jawablah pertanyaan ini.
Apa yang
membuat Indonesia, Indonesia ?
Yang saya coba sampaikan adalah,
mengisi kemerdekaan itu gak hanya melulu di hari kemerdekaan dengan berbagi
pesta rakyat dan lomba-lomba seru, masih banyak cara lain, dan itu semua
seharusnya dilakukan setiap hari.
Buat kalian yang masih sekolah,
sekolah-lah yang pinter supaya bisa bikin gadget keren kayak Samsung yang udah
bisa bikin handphone bengkok, bikinlah handphone yang bisa digulung atau
dijadiin gelang biar kayak power ranger. Sekolahlah yang rajin supaya berani
ngusir Chevron dan Freeport karena udah mampu mengelola tambang sendiri, terus
bilang, “sorry bro, hubungan kita cukup sampe disini aja, mulai sekarang kita
jalan masing-masing”.
Buat kalian yang hobi musik,
bermusiklah yang bagus, jangan sekedar bikin lagu menyenye dengan lirik acak
adut supaya bisa main di Dahsyat, kalo mau buat boyband dan girl band,
belajarlah nyanyi dan menari yang bener, biar ga melulu lip-sync dan joget-joget
ala kadarnya, atau sekalinya nyanyi live suara sember pitch kemana-mana kaya
kencing ga dipegangin itunya.
Intinya, apapun yang kalian lakukan,
lakukanlah sebaik mungkin ! jangan ngasal !
Terus, pelajarilah Indonesia, Buka
mata, daripada ngestalking tweet mantan mulu, sekali-kali cari trivia tentang
Indonesia, cari pulau-pulau terpencil yang bagus, lalu berpikirlah suatu saat kalian
akan membangun resort disitu supaya bisa bersinergi dengan sekitar ga kaya bule
yang kalo bangun asal bangun aja.
Dan yang terpenting, banggalah
dengan apa yang kalian miliki sebagai orang Indonesia, kata Sudjiwo Tedjo,
sebelum jadi bangsa yang minder, kita ini menyerap dan mengadapatasi, Jas
masuk, lalu jadilah beskap, Sepatu Phantofel masuk, jadilah Selop, Terompet dan
Trombon masuk, jadilah Tandjidor. Ga ada salahnya sengan mempelajari budaya
asing, karena kalo kita ga mempeljari lawan, gimana kita bisa bersaing, tapi
jangan yang lantas terus ditiru gitu aja. Kalo kita punya yang lebih baik, maka
banggalah dengan itu, dan biarkan mereka yang meniru kita.
Indonesia ini kaya, kaya budaya,
kaya sumber daya alam, kaya sumber daya manusia. Sudah saatnya kita berhenti
jadi Negara Maritim yang Import garem, Negara Agraris yang Import Beras dan
daging Sapi, Negara kaya Budaya yang kecanduan K-Pop, dan Negara peng-eksport
TKW. Kita mampu lebih dari itu.
Kalo di Indonesia, sekarang ada
warung-warung Kebab, Calzone, Sushi, dan Chinese Food dimana-mana, maka dimasa
yang akan datang, Kita harus bisa ngelihat, warung Pempek, Siomay, Kerak Telor,
Pecel, dan warung masakan Padang di luar Indonesia. Karena secara kualitas,
mereka ga kalah dari Indomie, Tolak Angin, dan Agnez Mo yang udah duluan
menjajah dunia.
Dan saat kita benar-benar udah mampu
melewati fase itu, maka ga perlu lagi kita menunggu setiap 17 Agustus untuk
teriak merdeka, karena kita sudah layak, untuk meneriakannya, di setiap hari
selama 365 hari yang ada dalam setahun.
Selamat hari raya Kemerdekaan
Indonesia !