"Peliharalah kemaluan anda
baik-baik (dengan tangan sendiri) sebelum anda mampu menafkahi keluarga anda."
Hidup cuma sekali, tapi banyak
orang urip mung urip tok. Tanpa perencanaan tanpa pemikiran. Wong buat tugas
Studio Desain Arsitektur aja konsep dipikirin mateng-mateng sampe bela-belain
raturu menjelang display, masa buat hidup yang buat sepanjang hidup ga ada
konsep dan pemikirannya sama sekali.
Berprinsip go with the flow?
Ketekmu kobong! Nik aliranmu berakhir di laut yo mending, bisa ketemu nemo yang
lagi selfie sama masyarakat urban masa kini yang gak mau kalah ngepost foto di
instagram facebook twitter dan path pake hashtag #livefolk #traveller
#mytripmyadventure #snorkelingnihcyin #ekyehitz.
Ayam Dulunya Telur [Biar Postnya ada gambar aja] |
Piye? Isih penak jamanku toh?
Anyway, kalian tau ga sih kalo
toh itu secara etimologi berasal dari kata though?
Piye? Isih penak jamanku though?
Pernah ngerasain makan nasi
goreng yang rasanya tidak terdeskripsikan oleh kata sifat apapun dalam kbbi?
Dan nasinya berkilauan seperti bintang bintang di laut karena sistem
perminyakan yang tidak terkalkulasi. Lalu anda merasa rugi mengeluarkan uang
meskipun hanya 8rb rupiah karena sekarang perut anda kenyang terisi oleh
sesuatu yang tidak membuat anda bahagia padahal anda bisa saja mengisinya
dengan nasi jinggo seharga 5rb rupiah namun dengan sistem pengerasaan yang
lebih jelas.
Lebih dramanya lagi, ketika anda
sedang berusaha memproses nasi goreng anda yang tidak terdeskripsikan,
datanglah sang penyanyi yang tanpa berbekal malu menggetarkan pita suaranya dan
membentuk sebuah lantunan yang kemudian diakhiri dengan anda harus mengeluarkan
pak patimura lengkap dengan kumis dan pedangnya. Nominal yang kecil pada kertas
yang ringan, namun terasa begitu berat dan berbobot ketika anda harus kembali
dari makan malam anda dalam kondisi terngiang ngiang lantunan berlirik mbuh
dalam nanda b#. Yap. B#.
Bukan Pengamen [Biar Postnya ada gambar aja] |
Sadar atau ga, banyak orang yang
ngejalanin hidupnya dengan penuh kengasalan yang meluar binanar. Dan ini
terjadi tentunya dalam berbagai aspek kehidupan. Contohnya yaa itu tadi, tukang
nasi goreng, asal keliling, asal mangkal, buka lapak, panasin minyak, goreng
nasi, kasih garem sejumput, mecin segerobak, sama saos ubi pewarna sekontainer,
uwis, oseng-oseng-oseng, kasih efek kecap seciprat, oseng-oseng-oseng, tuang,
kasih timun sepotong, sajikan. Mbuh, rosone koyo opo, sing penting aku entuk duwit,
iso ngei mangan anak istri. Selesai. Mission complete. Uripku lancar jaya.
Now in case you don’t get my metaphor (which I’m 93% sure that 92% of
you didn’t), Dalam menjalani hidup banyak orang yang menjalani hidupnya yaa
asal ngejalanin aja. Sekedar ngikutin template, step by step, milestones too
milestones until you find yourself dead. Lahir, menyusu, sekolah, kuliah,
kerja, menikah, punya anak, menua bersama, menikahkan anak, punya cucu, die. The
end. Sing penting uripku lengkap, anak istriku iso mangan. Mission complete,
Uripku lancar jaya.
"No concept, no calculations, not much too think about except for how to
get bills paid."
Is that what life is? well, sadly, for most people it is.
Bayangkan
kalo aja si abang nasi goreng lebih konseptual, kalkulatif dan passionate dalam
memasak nasi gorengnya, bukan hanya ia lantas bisa menjualnya lebih mahal, tapi
ia bisa merasa bahagia dengan masakannya, dan bisa membuat orang bahagia dengan
memakan masakannya. Pun begitu hidup, orang yang hidup dengan konsep, dengan
perhitungan, strategi, target, impian, dan passion, pasti bisa meraih lebih
banyak dalam hidupnya. Thus life, will have a meaning instead of a series of
words from L to E.
Duh!
Gw jadi serius gini….
Balik
lagi ke masalah menjaga kemaluan. Aneh ga sih, alat kelamin yang secara
etimologi berasal dari kata genital lantas diterjemahkan menjadi kemaluan? Sopan
banget gitu bangsa kita.
Okay,
Balik
lagi ke masalah menjaga kemaluan. Salah satu milestone, atau tahapan, atau
pencapaian dalam hidup adalah berkeluarga, dan memiliki anak adalah bagian dari
antaranya. Menurut saya, banyak banget orang di Indonesia, di negara kita ini
yang berkehendak memiliki anak tanpa memiliki kesiapan seutuhnya.
Bersemboyan
“Banyak Anak Banyak Rejeki” negara kita lantas menjadi negara dengan penduduk
terbesar ke-empat sedunia. Tapi banyak diantaranya yang akhirnya harus hidup di
jalanan, gak terurus baik oleh orang tuanya yang ngadem syahdu di bawah pohon
selagi anaknya berpanas mengetuk jendela mobil atau mengelap motor sebelum
menjulurkan tangannya dengan wajah memelas, ataupun oleh negara yang dalam
undang-undangnya menyatakan akan memeliharanya. Memelihara. Negara macam apa
yang menyebut perlakuan kepada warga negaranya memelihara?
Selagi Ngomoning Pelihara Memelihara | Sumber |
Banyak
anak putus sekolah, banyak kasus kdrt, kekerasan terhadap anak, paedophilia,
penculikan! Kenapa? Karena baik negara maupun orang tua gagal melindungi
anak-anak! Karena banyak orang yang sekedar ingin berbuat sesuatu yang lantas
mempertemukan sprema dan sel telur tanpa memikirkan konsekuensinya.
Memiliki
anak adalah tanggung jawab besar. Bukan hanya harus dinafkahi secara materil,
anak juga harus dinafkahi secara batin. Dididik, diberikan contoh, dan bukan
hanya dikasih makan lalu dibesarkan dan apalagi dipelihara. Banyak anak orang kaya
yang segala kebutuhan materilnya tercukupi tapi jarang ketemu orang tuanya,
sehari-harinya hanya dilayani oleh pengasuh yang memang dibayar hanya untuk
mengasuh dan bukan melindungi apalagi mendidik. Akhirnya anak-anak ini tumbuh
menjadi orang yang manja dan arogan yang selalu menuntut kebutuhan untuk bisa
terpenuhi.
Keberadaan
orang tua di dalan rumah sangat penting, bukan hanya untuk mendidik dan menjadi
contoh, tapi juga melindungi anaknya dari terkontaminasi pikirannya oleh
serigala-serigala yang datang ke sekolah dengan make-up tebal, alis hitam
kelam, bibir merah merona dan bertarung di sore harinya. Dari kekerasan verbal
dan fisik yang diberikan oleh orang kaya kepada orang miskin, dan dari tabrakan
yang terjadi dalam gerak lambat yang berujung pada amnesia. Atau jatuh dari
tangga, bergulung-gulung dalam gerak lambat yang berujung pada amnesia.
Serigala Ganteng [Biar postnya ada gambar aja] |
Sekali
lagi, hidup ini cuma sekali. Jika untuk tugas studio desain arsitektur saja
konsep harus dipikirkan matang-matang, masa untuk hidup ini go with the flow
aja? Apa karena terbiasa memikirkan konsep menjelang deadline, lantas hidup ini
juga mau begitu? Yaa bebas.. tapi apa anda tau kapan deadline anda?
Saya
sih No. Nggak tau mas Anang.