Saya seorang muslim, dan saya
tinggal di Bali sudah selama lebih dari dua tahun. Dan dalam periode ini, sudah
tiga kali saya merasakan Nyepi di Bali.
Belakangan ini, dunia sekitar seakan
sibuk dengan perihal hormat-menghormati. Mungkin ini akibat pelajaran PPKn yang
selama bertahun tahun konsep ajarannya berpusat pada ini, sehingga kemudian
menjadi begitu melekat di hati. yap, antara hormat-menghormati dan menolong
nenek-nenek menyeberang jalan hanya itu dan manakah dar 4 jawaban berikut yang
terkategori sifat terpuji.
Tolong Nenek Cuuuk | Sumber |
Bulan Ramadhan sudah berjalan 14
hari, bukan gaung takbir dan tilawah yang terdengar merdu dan syahdu, kita
malah sibuk meributkan perkara jualan makanan di siang hari. Mereka bilang ini
tidak menghormati orang yang berpuasa, lalu dibalas, mestinya orang yang
berpuasa yang menghormati orang tidak berpuasa. Bagi saya, kedua belah pihak
yang minta dihormati ini tidak ada yang layak dihormati. Tidak karena rasa
hormat tidak bisa semata-mata diberikan, tapi harus secara pantas diterima.
Bercandanya alam semesta adalah
kemudian, alih-alih menyelesaikan masalah, sebagian dari mereka justru membalas
dengan membawa-bawa larangan berdagang hari minggu di Papua dan Nyepi. Saya tidak
tahu dengan Papua, tapi saya tahu bagaimana rasanya Nyepi, dan bagaimana konsep
berpikir manusia-manusia upil ini begitu dangkal selayaknya upil yang menempel
di permukaan lubang hidung.
Sejujurnya saya tidak terlalu suka
Nyepi karena pada saat Nyepi kita tidak diperbolehkan menyalakan lampu dan saya
tidak suka gelap (takut). Tapi saya sangat suka nyepi karena nyepi memberikan
ketenangan. Saya sangat suka Nyepi karena sehari sebelum Nyepi, supermarket
begitu ramai seakan besok ada serangan Zombie, carefuour pun mengadakan program
Bu Lela, karena mereka begitu care seperti namanya.
Pada saat nyepi, tanpa harus
memejamkan mata pun, yang bisa kita lihat hanya kegelapan, begitu gelap sampai
kita tidak bisa melihat diri sendiri sehingga seakan akan kita hanya bagian
dari alam semesta yang tidak bermaterial. Pada saat nyepi, langit bebas
berekspresi, dan bintang bintang yang sering bersembunyi dan berbagi ruang
dengan lampu duniawi menampakan diri seakan meminta difoto dengan teknik Bulp
supaya terlihat sebagai bagian dari galaksi.
Dan yang paling saya suka dari Nyepi
adalah libur dengan tingkat kepanjangan sedang selama 3 hari yang turut serta
kantor tempat saya bekerja jalani. Hidup indah dengan Kasur dan series menemani
hari hari.
I love you too | Sumber |
Lalu manusia-manusia upil ini
bilang, harusnya orang-orang yang Nyepi menghargai orang-orang yang tidak
Nyepi. Dengan semangat berbalas pantun, malah mereka membuat meme dengan
membawa-bawa penyelenggaraan tablig akbar pada saat nyepi. Mereka,
manusia-manusia upil ini membawa-bawa dan mengatas namakan agama saya, agama
kami, agama kita, agama yang sangat besar ke dalam pemikiran-pemikiran yang
begitu kerdil, kecil seperti upil. Sungguh manusia-manusia upil ini perlu
belajar makna sebenernya dari toleransi.
Ciyeee Toleransiii…..
Menurut saya toleransi dan saling
menghormati ini adalah akar dari permasalahan ini. Kata toleransi dan saling
menghormati sebenernya malah meng-emphasis, meng-highlight bahwa kita berbeda. Golongan
ini harus menghormati golongan itu, ritual saya harus dihormati, kamu harus
memberikan toleransi kepada saya yang tidak menjalankan ritual kamu.
Upil!
Upil lahir bathin!
Mungkin karena pada saat kecil kita
sering bermain temukan lima perbedaan sehingga kita menjadi manusia manusia
yang senang mencari perbedaan. Sedangkan urusan persamaan, adanya hanya di
matematika, yang mana banyak dari kita yang benci. Yaudah jadilah hidup begini.
Pakelah kita semboyan berbeda-beda tetap satu jua. Yaudah aja sih kita gausah
mikirin perbedaan. Kita kan sama sama manusia yang hidup di bumi. Sekian. Sama.
Manusia. The end. Udah aja gitu emang gabisa.
Coba nih yaa, bayangkan kalo ga ada
kata toleransi, kita ga ada tuntutan menjadi makhluk sosial yang harus ngurusin
kehidupan orang lain. Jadilah kita manusia-manusia individualis yang hidup
dalam dunianya sendiri. mau puasa yaa puasa aja, mau ada orang yang gak puasa
ya bodo, mau ada warung yang buka pas puasa ya bodo, mau kemudian warung ini
kena razia yaa bodo, mau kemudian ada donasi yaa bodo, mau suaminya bandar judi
yaa bodo, mau ibu ini ternyata istri simpanannya raja minyak kelapa sawit cap
badak yaa bodo. Maka segala bodo-ception ini sejatinya akan menimbulkan
ketenangan. Dan bukankah ini akan lebih kondusif untuk beribadah?
Yaa tapi gabisa. Makanya saya sampai
nulis seperti ini. Karena kita udah terlanjur jadi manusia yang ga bisa masa
bodo. Berapa kalipun kita terlatih dalam permainan da di do kena masa bodo,
kalo kena yaa kita minta maaf. Karena kita adalah bangsa yang santun, bangsa
yang ramah tamah, sehingga ketika kita melukai perasaan orang lain kita harus
minta maaf. Yaa emang ga sih cuk? Paan dah lo.
Salah satu tempat tertenang yang
pernah saya ada, adalah di dalam MRT singapura, padahal begitu banyak orang. Tahu
kenapa? Karena mereka tenang (sibuk) dengan dunianya sendiri. Beruntung saya pernah mengenal ucup, karena ucup mengajarkan saya ketenangan (males(bodo
amat)).
Dunia yang seperti ini memang hambar, jemu dan tanpa kehidupan, tapi bukankah ini lebih baik ketimbang selalu ribut perkara hal yang sebenernya gak perlu diributkan kalo semua orang mind their own business. Udah ajalah kalo emang pengen perang, peranglah kalian di COC atau marvel avengers alliance.
Dunia yang seperti ini memang hambar, jemu dan tanpa kehidupan, tapi bukankah ini lebih baik ketimbang selalu ribut perkara hal yang sebenernya gak perlu diributkan kalo semua orang mind their own business. Udah ajalah kalo emang pengen perang, peranglah kalian di COC atau marvel avengers alliance.
Calm | Sumber |
Saya seorang muslim, dan saya heran
kenapa begitu banyak muncul di timeline saya tentang muslim yang begitu
pemusuh. Muslim anti liberal, muslim anti komunis, muslim anti syiah, muslim
anti yahudi, muslim anti kafir, muslim anti amerika, muslim anti sekuler,
muslim anti sekuler-kafir-komunis-yahudi amerika, muslim anti dll, muslim anti dsb.
Sibuk sekali para muslim ini memusuhi mereka yang tidak sejalan dengan ajaran
yang mereka percayai. Beda sedikit musuhi, beda sedikit anti-I, beda sedikit
syiah-I, beda sedikit liberali-I, beda banyak perangi, salah banyak kafir-i.
Aneh ketika agama yang seharusnya menjadi rahmat bagi alam semesta malah
menjadi agama yang memusuhi sebagian lain dari alam semesta yang tidak sejalan
dengannya.
Saya juga muslim, saya sholat 5
waktu, saya berpuasa di bulan Ramadhan, saya menunaikan zakat, dan sudah tidak
terhitung berapa kali sudah saya mengucapkan syahadat. Saya yakin betul bahwa
Allah SWT adalah Tuhan saya dan Nabi Muhammad SAW adalah rasul saya. Saya yakin
betul bahwa agama saya adalah agama yang Agung, agama yang besar yang
sebenernya adalah terjemahan dari Agung, agama yang benar-benar Rahmatan lil
alamin. Rahmat bagi alam semesta, agama yang bisa menebarkan kasih sayang,
agama yang bisa membuat kehidupan menjadi lebih tenang.
Tapi yang tercitra sekarang justru
sebaliknya, dan anehnya, ini bukan karena orang-orang yang tidak taat pada
agamanya. Anehnya bagi agama Islam adalah, namanya justru menjadi cela karena
orang—orang yang merasa taat, tercitra taat, dan melakukan hal-hal yang cela
dengan mengatas namakan ketaatanya. Orang-orang yang mengelompokan diri sebagai
Pembela Islam, sebagai penegak syariat Islam, sebagai orang-orang yang memiliki
misi mengembalikan kemurnian agama.
Pertanyaannya adalah, Memangnya
agama perlu dibela? Memangnya Tuhan perlu dibela? Tuhan yang menciptakan kita,
Tuhan memiliki kuasa untuk menghidupkan dan mematikan kita beserta seluruh alam
semesta, lantas pada bagian manakah Tuhan perlu dibela? Jika Tuhan berkehendak,
seluruh yang mencela namanya bisa dibinasakan dalam sekejap, lantas pada bagian
manakah Tuhan perlu dibela?
Pertanyaan berikutnya adalah, kenapa
sih harus membenci dan memusuhi? Janganlah sampai kita menjadi seperti sasuke
yang karena kebenciannya pada itachi, membuatnya menjadi ninja yang dingin, penyendiri, dan
berambut ala kangen band dengan mata seribet simbol ujian fisika padahal semua
itu sebenernya adalah semu dan ilusi atas kasih sayang itachi belaka.
Jan suka membenci |
Bagi saya, perkara beragama itu
sederhana, perkara membela agama pun begitu. Jika kalian muslim, jadilah Muslim
yang baik. Muslim yang benar-benar menjalankan ibadah secara utuh dan
sepenuhnya, muslim yang memahami betul agamanya dan menjalankannya dengan
sebaik-baiknya. Jadilah seorang Muslim yang benar-benar bisa membuat Islam
sebagai rahmat bagi alam semesta. Jadiliah individu yang baik, yang bisa
menjadi contoh, yang bisa disayangi, dicintai, dan yaa, dihormati oleh
orang-orang disekitarnya. Jagalah nama baik Islam dengan menjadi muslim yang
baik, dengan begitu kalian sudah membela agama kalian.
Setiap dari kita, seorang muslim,
adalah ambassador bagi agama kita, terutama bagi kita yang sudah menampakan
identitas kemusliman kita hingga ke permukaan, apapun yang kita lakukan dengan
mengatas namakan islam adalah apa yang akan menjadi variable perhitungan atas
nama baik Islam di mata dunia.
Waduuh puanjaaang nih cuuukkkkk….!
Sekali lagi, saya seorang Muslim,
mungkin tingkat ketaatan saya masih jauh dibawah mereka yang dengan sorban dan
gamis putihnya meneriakan takbir sambil mengangkat tongkat bambunya, mungkin
tingkat ketaatan saya masih jauh dibawah mereka yang berbonceng tiga
mengusung-usung bendera menuju Tablig Akbar dengan parfum tanpa alkohol mereka,
mungkin saya tidak pantas berbicara bagaimana membela Islam yang benar
sedangkan ibadah saya masih sekedar ritual belaka.
Segalanya mungkin, tapi saya tahu pasti satu hal. Bahwa segala bentuk penindasan, kekerasan, aniaya, pemukulan, tekanan, boikot, terror, eksekusi, bom bunuh diri, dan perang yang mengatas namakan Islam, tidak akan membuat Islam menjadi agama yang disegani, apalagi dihormati. Tidak akan membuat nama Islam menjadi lebih baik, dan tidak akan membantu saudara-saudara sesama muslim di seluruh dunia.
As cliché as it is, a Christian American
friend of mine once say, that religion, God, is about Love.
Saya Hendro Prasetyo, principle of
Artdicted Studio. I’m a proud Muslim, and I urge you all muslims all over the world
to spread love, because that’s what this world needs, and that’s one way to
become rahmatan lil alamin.
Drop mic.
No comments:
Post a Comment