Ibu :
dik, kalau
sudah besar mau jadi apa ?
Adik :
Mau jadi
koruptor bu
Ibu :
Haah !?
Adik :
Iya bu,
kemarin adik lihat di berita, jadi koruptor itu enak lhoo bu.
Bisa punya
mobil-mobil yang kaya adik suka lihat di game, keren-keren lhoo bu.
Ibu :
Tapi kan
koruptor itu jahat dik, nanti kamu di penjara lhoo
Adik :
Ih gapapa !
kan enak bu di penjara. Gausah kerja
Adik bisa
bawa semua mainan adik kedalam penjara.
Playstation,
Laptop, Ipad, adik tinggal pilih aja mau main game dimana
Kalo bosen,
adik tinggal minta izin sama pak penjaga buat jalan-jalan keluar.
Kan bisa
gitu juga bu.
Ibu :
Tapi dik..
Adik :
Ahh, ibu
tenang aja, adik pasti akan jadi koruptor hebat !
Adik akan
rajin belajar dari sekarang !
Sekitar 3 hari lalu,
disela-sela berita banjir dan tayangan joged-joged yang menjamur syahdu di
televisi, ada berita tentang penyitaan mobil-mobil mewah milik seorang tahanan
KPK bernama Wawan. Nama yang cukup
ndeso jika dibandingkan dengan kekayaan yang dimilikinya. Tercatat, mulai dari land cruiser, sampe Rols Royce berhasil disita KPK karena dicurigai merupakan hasil korupsi.
Ya iyalah hasil
korupsi ! aparat Negara duit segitu darimana !? Cuma koruptor sama Batman yang
bisa sekaya itu !
Dari situ saya
terpikir, kalau aja dari saya kecil dulu saya udah kenal sama yang namanya
koruptor, pasti saya bercita-cita jadi koruptor. Bayangin aja bro, mobil mewah
segitu banyak kalau sekedar jadi Arsitek mau nabung gila-gilaan sampe jajan
cuma seribu sehari juga kayanya ga akan kebeli. Apalagi jadi arsitek yang kerja
di biro Arsitek. Kalo kata mas Darto mah, Ha-E-double eL-O, HELLO !?
Bicara budaya,
berarti bicara apa yang diajarkan secara turun temurun. Hal-hal yang tentunya
populer dan dilakukan karena dianggap benar oleh kebanyakan orang dalam skala lingkungan
tertentu, yang umumnya diajarkan semenjak kita kecil.
Cium tangan misalnya. Saya sering dianggap gak sopan karena enggan cium tangan kecuali sama orang tua saya. Ini adalah salah satu budaya yang gak jelas darimana asalnya, tapi terus menerus diajarkan karena dianggap sebagai bagian dari sopan santun. Kalau ketemu orang yang lebih tua, pokonya cium tangan ! waktu saya SMA dulu, seorang ahli pendidikan dari Swedia mampir ke sekolah saya dan dicium tanganin sama murid seisi sekolah setelah ikutan Upacara bendera. Dia terus bertanya-tanya, ini maksudnya apa ? kalo di Negara saya, yang kaya gini nih namanya penjajahan lho.
Jaman masih baikan | sumber |
Ya !
P-E-N-J-A-J-A-H-A-N ! menurut analisis jenius saya, budaya cium tangan itu
asalnya dari situ. Budaya gila hormat ! ketika orang yang satu merasa lebih
tinggi derajatnya dari orang lain, dan orang yang lain merasa derajatnya lebih
rendah dari orang yang satu.
Indonesia dijajah
Belanda 3,5 Abad ! itu setara sama 6 keturunan dengan asumsi satu keturunan
berusia 60 tahun. Selama itu, setiap ketemu Londo,
orang Indonesia mesti harus menunjukan rasa hormat. Sebelum penjajahan,
Indonesia juga menganut sistem Kerajaan. Yang namanya kerajaan, pasti mengenal
sistem kasta. Jadilah itu budaya cium tangan muncul. Sebagai bentuk rasa hormat,
atau rasa tunduk sama orang lain.
Nah ! karena saya
gamau begitu aja tunduk sama orang lain, dan menundukan orang lain begitu saja
kepada saya, saya ga lagi meneruskan budaya atau yang saya yakini sebagai
kebiasaan cium tangan.
Budaya lain yang juga
muncul sebagai akibat dari penjajahan adalah makan Junk food. Bukan Mc.D atau KFC. Tapi Junk Food yang literary Junk
Food. Jeroan, Tulang, Ceker, Kepala, Brutu, Otak, dan bagian lainnya yang
mestinya masuk ke tempat sampah atau jadi makanan ternak.
Tengkleng Solo | sumber |
Budaya makan Junk Food ini muncul karena semua premium cut dari sapi dan ayam adalah
jatah Londo atau keluarga kerajaan.
Sedangkan rakyat hanya bisa makan sisa-sisanya seperti yang telah saya sebutkan
tadi. Dan karena ini berlangsung begitu lama, jadilah hal yang sesungguhnya
naas ini mentradisi dan malah jadi makanan Tradisional.
Mbok kalo mau jadiin
makanan tradisional tuh kaya Rendang lhoo, kan pake daging. Jadinya diakui sama
seluruh dunia sebagai makanan terenak. Yaa. Terenak. Bukan ternak.
Sebenernya masih
banyak yang bisa dibahas kalo masalah budaya bekas jajahan ini, tapi kali ini
saya akan mencukupkan setelah bahasan akan budaya (slash) kebiasaan minum teh
manis berikut.
Tau
ga kalian kalo budaya minum teh manis itu sebenernya merupakan solusi Londo buat ngejaga stamina pekerja Rodi ? Jadi, jamannya rodi dulu, Londo mikirin gimana caranya biar pekerja tetep kuat ngerjain jalan
Anyer – Panarukan tapi dengan biaya ngirit. Nah karena jaman dulu belum ada
Agung Hercules ngiklanin Extra Joss,
dan coklat mahal, Londo lantas
konsultasi sama dokter. Rekomendasi dari mereka adalah gula ! karena gula emang
bener-bener bisa berubah jadi energi.
Apapun Makanannya, Minumnya Teh Manis | sumber |
Disitulah muncul
kebiasaan minum teh manis. Karena kalo ngasih air gula atau gula doang kan
aneh, makanya Londo nyampurin sama
teh. Biar terkesan baik juga, karena teh aslinya memang minuman bangsawan. Tapi
gulanya dibanyakin. Jadi lebih kaya gula pake teh, daripada teh pake gula.
Next time, saya akan bahas lebih dalam lagi
terkait budaya buaya. Sementara itu, kalian cek aja dulu nih budaya (slash)
kebiasaan orang Indonesia yang kalo belum dilakuin, berarti belum Indonesia.
Kebiasaan ini lantas
menerus sampe sekarang. Kalo makan di tempat makan hampir pasti sajian minuman
utamanya Es Teh atau Es Jeruk. Dua minuman yang sebenernya ga baik dikonsumsi
bersamaan dengan makanan karena menghambat penyerapan gizi dari makanan yang
kita konsumsi. Tapi yaa namanya kebiasaan, ibaratnya kalo kata inul mah, makan
minumnya ga teh manis, bagai sayur tanpa garam, kurang enak kurang sedaaapp~~~
Lantas apa
hubungannya sama kisah cita-cita diawal ?
Saya yakin kalian
pasti inget jaman masih bocah dulu, cita-cita populer antara menjadi dokter,
polisi, atau astronot. Itu hal yang ga jelas datangnya darimana, tapi begitulah
yang kita pelajari. Padahal masih banyak hal keren lainnya yang bisa jadi
cita-cita, Arsitek misalnya. Haha.
Nah, banyak hal
gajelas datangnya darimana seperti itu yang kita pelajarin waktu anak-anak dan
terbawa sampe dewasa. Kalian coba inget baik-baik, dan mulai pertanyakan.
Mungkin beberapa diantaranya menyesatkan seperti air mata buaya.
Air mata buaya. Entah
salah apa Buaya sampe air matanya dikaitkan dengan kepalsuan dan kepura-puraan.
Pun begitulah Budaya Buaya. Palsu ! Bukan budaya, tapi hanya kebiasaan yang
karena berlangsung begitu lama jadi terbiaskan menjadi budaya.
Well, saya bukan
orang yang apatis terhadap budaya. Saya hanya cukup kritis memilih mana yang
budaya, mana yang kebiasaan. Mana yang harus dilakukan, diteruskan, dan
dilestarikan, mana yang harus ditinggalkan. Indonesia adalh Negara luas yang
memiliki ragam budaya, ribuan bahkan. Dan seakan kurang, karena banyaknya
Negara yang menjajah Indonesia dijaman perdjoangan doeloe, budaya Indonesia
semakin diperkaya oleh pengaruh budaya-budaya pendatang.
No comments:
Post a Comment