Saturday, June 1, 2013

Chocolate Taste Cat Poo



“Cinta itu, Tai Kucing Rasa Coklat !”


Bukan itu tapi pesan utama yang ignin saya sampaikan melalui film dengan judul yang sesuai dengan transalasinya ini. Pesan ilusi yang dibawanya lah yang ingin saya sampaikan.
Semua orang tau kalo Tai Kucing itu menjijikan, bau, ginyuk-ginyuk, dan ga menyenangkan. Sebaliknya, hampir semua orang suka coklat (yeah God knows how unfortunate people who doesnt) , either dark chocolate dengan aroma kepahitannya yang original, atau coklat coklat turunan yang udah bersineri dengan unsuru menyenangkan lainnya semacam susu. Tapi pernah kebayang ga gimana kalo ada tai kucing dengan rasa coklat ?
Obat itu pahit, it is sucks to know that we have no choice but to consume it when we’re sick. Tapi anak kecil ga mengerti itu. Mereka cuma tau kalo obat itu pahit dan mereka ga suka. God forbid that thing get into my mouth ! That’s it. Itulah kenapa diciptakan obat dengan rasa strawberry, anggur, dan buah2an menyenangkan lainnya.
Tapi tahukah kalian bahwa obat itu ga sesungguhnya rasa srawberry atau anggur, atau jeruk ? Ilusi ! itu yang diberikan obat. Aroma ! itu triknya (dan tentunya kemasan yang menarik dengan warna pink yang oenjoe). Jadi, obat – obat yang pahit itu diberikan aroma strawberry, sehingga pas obat itu mau masuk ke mulut, aromanya akan tercium dan kemudian membentuk ilusi di otak bahwa obat pahit yang masuk ke mulut memang memiliki rasa strawberry. 
Prinsip yang serupa dilakukan sama produser FTV dan Sinetron. Dan Ilusi yang sama terjadi sama orang yang jatuh cinta. Dua hal yang saya kritik melalui film Chocolate Taste Cat Poo.
Kita bahas dulu yang masalah FTV dan Sinetron, yang diantaranya banyak menggadang – gadang permasalahan cinta. Dalam perspektif saya, sebagai seorang filmmaker amatir. FTV dan Sinetron itu TAI KUCING ! bahkan saya sebagai film maker AMATIR, tau betul bahwa acting yang dipertunjukan pemerannya itu seringkali terlalu pura-pura. Padahal Slamet Raharjo sebagai seorang maestro bilang Acting is not Pretending. Sudah actingnya terlalu pura-pura, mereka memainkan cerita yang entah logika penceritaanya bagaimana. Cerita Kacrut ga jelas dasar dan tujuannya. Belum lagi ekstras-nya yang actingnya lebih kacrut dari acting orang yang sedang memerankan orang gabisa acting. Kebayang ga tuh ?
Lantas saya mikir, Sutradaranya ngapain ? mikirnya apa ? ko bisa-bisanya acting seperti itu dibiarkan muncul di televisi nasional. Bisa-bisanya mengangkat cerita kacrut seperti itu untuk di film-kan. Cerita sterotype yang digarap hanya dengan setting yang berbeda. Kalo membunuh itu halal, maka mereka yang membuat FTV dan sinetron pasti sudah ada di list saya karena mencederai seni peran, dan pencitraan melalui gambar bergerak.
Disisi lain, produsernya cukup cerdas. Kenapa ? karena mereka membangun ilusi dengan baik. Mereka mencari aktor dan aktris yang cantik, yang bahkan beberapa diantaranya skill actingnya sudah dikaui dan melakukan shooting di set dengan pemandangan yang baik. Sehingga terbangun sebuah ilusi bahwa apa yang akan dipertontokan ini sesuatu yang bagus. Sesuatu yang menyenangkan. Dan sayangnya, banyak orang Indonesia yang jatuh dalam ilusi ini. Sehingga FTV dan Sinetron masih bisa tetap ada dan eksis hingga saat ini.
Lanjut ke masalah cinta. Jatuh Cinta . Namanya jatuh pasti sakit. Lantas kenapa jatuh cinta tidak ? Ilusi.  Lagi-lagi itu jawabannya. Orang yang jatuh cinta, otaknya dibanjiri dengan senyawa Serotonin dan Dopamine. Senyawa yang bisa membuat orang merasa senang. Sehingga apapun yang dilakukan dengan mengatas namakan cinta pastilah terasa menyenangkan, walalupun banyak diantaranya yang sebenernya self destructive. Itulah kenapa cinta itu tolol ! dan banyak orang mati bunuh diri karena cinta. Mereka memilih mati karena akhirnya menyadari betapa banyak kesia-siaan yang telah mereka lakukan saat dimabuk serotonin dan dopamine. And they just cant live knowing that they have ever done those shame on their life. Kesimpulannya, Cinta itu Tai Kucing.
Dengan prinsip yang sama, Obat, FTV/Sinteron, dan Cinta membangun ilusi pada manusia. Bedanya, Obat, sepahit apapun itu akan membawa kebaikan pada diri kita. FTV/Sinetron dikemas semanis apapun akan sangat sulit membawa kebaikan pada kita. Dan sebagai penengahnya, Tuhan entah mengkaruniai atau menghukum kita dengan cinta. Yang bisa kapan aja membawa kebaikan dan keburukan, yang bisa aja terkategori sebagai hal baik atau buruk,  the one that bitter and sweet at the same time.
Whilst FTV/Sinetron will always be a Chocolate Taste Cat Poo, Everything about Love will always be Blur. Love can be the Chocolate, Love can be the Cat Poo. Though the reason is blur, God grants us the choice to decide What Love will be to Us.

No comments:

Post a Comment