Saturday, June 29, 2013

Partner Required


Kita hidup di Negara dimana kita ga tau siapa yang bisa dipercaya.
Yang mana yang benar, dan yang mana yang salah.
Semua fakta penting disembunyikan katanya demi untuk menjaga kestabilan Negara.
Semua orang bicara bisik-bisik atau bicara di belakang  katanya demi untuk menjaga perasaan orang lain.
Dua kenyataan yang cuma ngebuktiin kalo kita itu pengecut.
Kenapa ?
Karena kita ga berani mengungkapkan kebenaran, betapapun pentingnya itu.


The hell did I just say !?
Pft.

Okay. So I need partners.  Or maybe a partner. I don’t know, but maybe for someone like me wishing for partners, is just too much. Why ? because I’m this kind of person who seriously looks for partners this way.





But that’s just what I am. People should’ve understood that I’m genius and hell creative, so I just let people know other good points of me. This is important, because the only chance people can have an awesome long lasting partnership with me, is only by knowing, accepting, and appreciating all those parts of me.

And though I’ve mentioned there that I’m naïve, I’m just not naïve enough to believe that many people really can live with all that. But I believe, there are plenty, two-three, or even one, who can really live with all that good sides of mine. I don’t care how many, and I don’t care how they deal to live with that, as long as they really sincerely can, then it’ll be awesomely perfect for my purpose.

So ! if you are that person. That you know what kind of person,  (please) be my partner. And help me develope and realizing my ideas. Help me manage my studio. Help me find some projects to do. Help me in fund my project expenses. Help me, to be me, without all that part of me (yeah like that’ll happen).

 And I’ll help you for the same. Or more.

Fiuh~

Well asking that much was really hard for me.

Okay ! jadi apa hubungannya sama prolog tadi ?

Jadi begini. Selama ini, saya selalu berpikir bahwa saya bisa ngelakuin semua hal sendiri. Dan itu benar. Haha. Tapi, saya yakin, kalo ada yang bantu saya selama ini, pasti banyak ide-ide saya yang bisa terealisasi lebih baik. Dan ga akan ada ide yang terus menerus tertunda karena saya ga punya resources yang cukup buat merealisasikannya.

Di sisi lain, manusia itu benar-benar ga bisa diandalkan. Pertama, karena pada akhirnya semua orang akan mikirin dirinya sendiri-sendiri. Kedua, karena mereka akan dengan mudahnya ­bail-out.

Yap ! manusia itu ga bisa dipegang janjinya, susah diajak komitmen, apalagi kalo mereka ngerasa nothing to lose. Itulah kenapa diciptakan yang namanya kontrak. Untuk mengikat satu sama lain supaya ga seenaknya dating dan pergi.

Tapi saya sebagai manusia naïf, saya gamau tuh melandasi kerja sama diatas kontrak. Karena itu sedikit banyak cenderung membentuk keterpakasaan. Dan ga ada kerja yang baik dibentuk dari keterpaksaan. Yang saya inginkan adalah, pure beberapa orang dengan tujuan sama, berkomitmen untuk berkolaborasi untuk mengejar tujuan itu.

Yahh, namanya juga naïf.

Lantas beberapa hari ini saya mulai berpikir, apa bener bisa selamanya sendiri ? sekarang aja kenyataannya ide-ide yang udah terlanjur jamuran di kepala udah numpuk ga karuan. Dan setelah dipikir-pikir, saya harus mengakui bahwa betapapun jeniusnya saya, saya tetep butuh orang lain buat nge-garap ide-ide ini.

Ibaratnya gini. Sekuat-kuatnya kartu As, dia tetep butuh kartu Jack buat jadi Black Jack dan menang.

Yahh begitulah kira-kira.

Anyway, saya kemudian consult ke salah dua panutan hidup saya. Gregory House dan Yoichi Hiruma. House misalnya, sebagai seorang diagnostician paling jenius di dunia, tetep butuh thirteen, cameron, adams, dan yang lain buat brainstorming diagnosa sebelum akhirnya bisa nyelametin hidup orang. Banyak orang.  

Dan hiruma. Apalah hiruma sebelum ketemu kurita. Cuma anak jenius yang kerjaannya judi sama tentara amerika. Padahal buat dia itu sama sekali bukan judi karena dia udah tau semua kemungkinannya. Tapi setelah ketemu kurita, dia mulai punya tujuan, American football. Setelah ketemu Musashi, punya target. Christmas Bowl. Dan akhirnya ketemu sena dan semua temen-temen Deimon buat ngejadiin target itu possible. Plus mamori dalam hidupnya, dan semua sempurna.

Baru kemudian saya berpikir, saya bener-bener butuh partner. Partner yang mau sama-sama ngejar mimpi bareng saya. Dari target-target kecil kaya kompetisi, atau bahkan sekedar merealisasikan ide-ide yang melintas di kepala.

Lalu saya berpikir, partner seperti apa yang saya butuhkan ? sederhana. Partner yang bisa hidup dengan saya. Karena saya yakin, manusia yang bisa hidup dengan saya pastilah manusia yang highly committed. Dan itu cukup.


*tetep ga nyambung sih sama porolognya

2 comments:

  1. i'm quite offended that you didn't mention Chase -_-
    btw, partnering w/ you may contain some risks, so i suggest you to directly ask people you wanna work with.

    ReplyDelete
    Replies
    1. well we've always done that before. we're just trying a new approach now. (which seems to be "future-less"

      Delete